Amalan Bulan Dzulhijah dan Muharam Banyak Dilupakan
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas
bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…” (QS : At
Taubah(9):36).
Masyarakat Indonesia umumnya tahu bahwa Rajab adalah bulan
Haram. Kita pun mensucikannya dengan berbagai macam amalan. Bahkan oleh
beberapa golongan tertentu bulan ini dikulutskan melebihi bulan-bulan yang
lain. Namun sebagian besar dari kita lupa bahwa ada bulan lain yang termasuk
bulan haram.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar) sebagaimana perjalanan
awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun itu ada
dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya)
berurutan, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, dan Muharram,kemudian bulan Rajab
Mudhar yang berada diantara Jumada (Akhir) dan Sya'ban."(HR. Al Bukhari: 4385
dan Muslim: 1679)
Mungkin inilah perangkap setan sehigga banyak dari kita
terjebak oleh perkara yang diselisihkan ulama yakni melaksanakan perkara bid’ah
disisi lain lupa bahkan meninggalkan amalan yang jelas shahihnya. Pada bulan-bulan haram ini juga banyak amalan sunnah yang di
anjurkan oleh Rasulullah SAW tapi dilupakan oleh kebanyakan kita. Diantaranya
adalah:
- Puasa pada bulan Muharam ( tanggal 9, 10 dan 11)
- Puasa pada bulan Dzulhijah (tanngal 1 – 9)
- Dilpatkan gandanya amal2an sunah baik puasa, shalat maupun shadaqah pada Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharam dan Rajab
Berikut dalil2nya:
"Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah
shalat di penghujung malam, dan puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan
adalah pada bulan yang disebut dengan Muharram."
(HR. Muslim: 1163)
"Sesungguhya Asyura ini adalah satu hari diantara
hari-hari yang dimilik oleh Allah ta'ala, maka bagi siapa yang hendak berpuasa
maka baginya untuk berpuasa dan bagi siapa yang ingin meninggalkan maka baginya
pula untuk meninggalkannya." (HR. Muslim: 1126)
"Aku berharap kepada Allah agar puasa itu dapat
menggugurkan dosa yang telah dilakukan pada tahun lalu." (HR. Muslim:
1162)
catatan : Hari Asyura maksudnya adalah 10 Muharam
”Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang.
Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadlan dan bulan Dzulhijjah.” (HR.
Bukhari 1912 dan Muslim 1089).
Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh. (QS. Al Fajr: 1 –
2)
Ibnu Rajab menjelaskan, malam yang sepuluh adalah sepuluh
hari pertama bulan Dzulhijjah. Inilah tafsir yang benar dan tafsir yang dipilih
mayoritas ahli tafsir dari kalangan sahabat dan ulama setelahnya. Dan tafsir
inilah yang sesuai dengan riwayat dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma…”
(Lathaiful Ma’arif, hal. 469)
“Tidak ada hari dimana suatu amal salih lebih dicintai Allah
melebihi amal salih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama
Dzulhijjah, pen.).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih
utama dari jihad fi sabilillah?" Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar
dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali
(mati dan hartanya diambil musuh, pen.).” (HR. Ahmad 1968, Bukhari 969, dan
Turmudzi 757).
"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari
Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya". (H.R. Muslim )
catatan: hari arafah adalah tanggal 9 Dzulhijah
Dari dalil2 diatas jelas bahwa pada bulan dzulhijah maupun
Muharam memiliki keutamaan di sisi Allah. Ada sunah-sunah yang mulai dilupakan
kita. mari kita hidupkan kembali.
sekedar catatan GIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang cerdas dan tidak merendahkan. Silahkan mengkritik bila ada yang menyimpang dari Ajaran Rasulullah. ^,^