Translate

Tampilkan postingan dengan label Dunia Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Islam. Tampilkan semua postingan

22 Agu 2020

Membedah Syubhat-Syubhat “Buku Pintar Berdebat Dengan Wahabi”

Membedah syubhat buku pintar berdebat dengan wahabi karya Muhammad ...

Ringkasan Pembahasan Membedah Syubhat-Syubhat “Buku Pintar Berdebat Dengan Wahabi”

Al-Imam Abu Utsman ash-Shabuni Rahimahullahu Ta’ala berkata, “Tanda yang paling jelas dari ahli bid’ah adalah kerasnya permusuhan mereka kepada pembawa Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka melecehkan dan menghina Ahli Sunnah dan menamakan Ahli Sunnah dengan Hasyawiyyah, Jahalah, Dhahiriyyah, dan Musyabbihah.” (Aqidah Salaf Ashabul Hadits hlm. 116)

Buku ini ditulis oleh Muhammad Idrus Ramli dan diterbitkan oleh Bina Aswaja, Surabaya, cetakan ketujuh, Rajab 1433 H/Juni 2012 M.

Penulis Mengingkari “Allah di Langit”

Penulis berkata di dalam hlm. 16:

"Allah juga Maha Suci dari tempat dan arah. Allah ada tanpa tempat."

Dia juga berkata di dalam hlm. 18:

"Tidak jarang, kaum Wahabi menggunakan ayat-ayat Al-Qur‘an untuk membenarkan keyakinan mereka, bahwa Allah bertempat di langit. Akan tetapi dalil-dalil mereka dapat dengan mudah dipatahkan dengan ayat-ayat Al-Qur‘an yang sama."

Kami katakan:

Tidak syak lagi bahwa bahwa penulis telah terpengaruh dengan pemikiran Mu’tazilah yang menolak sifat-sifat Allah seperti istiwa‘ dan yang lainnya. Ini menyelisihi manhaj Ahlis Sunnah wal Jama’ah yang menetapkan semua sifat yang tsabitah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang shahih adalah bahwa “Allah bersemayam di atas ’Arsy di atas semua makhluk-Nya”. Al-Qur‘an, hadits shahih, dan fitrah yang bersih serta cara berpikir yang sehat adalah dalil-dalil yang qath’i yang mendukung kenyataan bahwa Allah berada di atas ’Arsy:

3 Jul 2018

Wahabi, dan kebodohan kita

Fitnah kepada wahabi
Tulisan berikut ini sekedar telaah agar kita ummat islam bersatu dan tidak menjadi bodoh dengan mengikuti fitnah2 yang beredar.
Tulisan ini terkait masih adanya saudara kita seaqidah yang menganggap ulama2 lulusan Saudi maupun Kairo sebagai Wahabi dan sesat.
Hingga sekrang setiap ada orang yang menjust salafi sebagai wahabi dan menganggapnya sesat, ane minta apa indikator mereka mengatakan sesat dan apa dasarnya. Tidak satupun yg bisa mengajukannya. Bahkan yang berprofesi sebagai ustad sekalipun.
Misal kita menganggap sesat liberal karena memiliki pemahaman "semua agama sama", menghalalkan LGBT, menganggap Jilbab cuma budaya. Atau tentang syiah di anggap sesat karena mengkafirkan sahabat, mengatakan Al Qur'an tidak sempurna, menghalalkan nikah Mut'ah. Inilah yang disebut Indikator, atau alasan2 mengapa ulama memfatwakan sesat. Ada buktinya dari ceramah hingga kitab2 dan tulisan tokoh2 mereka.

Imam Shalat

Urutan Imam Shalat


Urutan yang di utamakan menjadi Imam

1. Tuan Rumah/ penguasa (Bila semuanya memiliki kemampuan membaca dengan benar secara tajwid)
2. Yang paling memahami AL Qur'an
3. Yang paling banyak tahu tentang hadis2 Rasulullah SAW
4. Yang pertama Hijrah/memeluk islam
5. Yang paling tua


ULAMA

Ulama

ULAMA

Ada orang yang tidak hapal Al Qur'an, tidak ahli dalam bahasa dan sastra Al Qur'an, tidak memiliki penguasaan terhadap ilmu fiqih, bukan hafidz dalam ilmu hadits tapi di sejajarkan dengan ulama2 ahli tafsir yang bergelut lama di bidang tafsir, hapal Al Qur'an beserta tafsir2nya, hapal ribuan hadist, menguasai ilmu fiqih, menguasai bahasa arab dan kesusastran di dalam Al Quran. Parahnya ada sekelompok orang menganggap tokohnya lebih utama dari ulama2 tafsir. Lalu sebenrnya siapa sih yg bisa di sebut ulama? Untuk memahaminya ane kasih gambaran lagi kesalahpahaman yang banyak terjadi. Pasti pernah mendengar kalimat seperti ini: "Ada ulama yang mengatakan tidak ada penistaan agama". (kasus penistaan agama oleh Ahok di Pilkada jakarta tahun 2017) kalimat ini tujuannya mengarah pada satu orang, tapi dia menggunakan kata "Ulama". Ini salah, Mengapa? karena bila dia berkata "ada Ulama" maka maksudnya ada sekumpulan orang Alim. Ketika berkata ada sekumpulan orang alim maka akan mengarah kepada apa mazhabnya? syafii? hambali? atau apa? atau liberalkah atau syiah kah? dll. So dari sini aja tampak ketidak tahuannya dalam masalah agama. Klo menggunakan kata seperti ini baru benar: "Ada profesor yang mengatakan tidak ada penistaan agama" "Ada tokoh agama yang mengatakan tidak ada penistaan agama" "Ada orang pintar yang mengatakan tidak ada penistaan agama" dan semacamnya... Lalu apa sih dan siapa yang bisa di katakan ulama?

Menyikapi Khilafiyah Status Keimanan Orang Tua Rasulullah SAW




Status keimanan orang tua Rasulullah SAW

Tulisan ini bukan di tujukan menyimpulkan mana yang benar, apakah orang tua Rasululllah di hukumi kafir dan masuk neraka atau di ampuni Allah, lalu dengan rahmat-Nya mereka masuk ke dalam syurga. Tulisan ini cuma sekedar menshare rujukan2 yang di gunakan oleh masing2 pendapat, sehingga kita tidak mudah mencela mereka yang berbeda pemahamannya. Apa lagi berbuat zalim sebagaiman yang ditunjuakan oleh sebagian kalangan saudara seiman kita saat ini.
Intinya ada Ulama yang berpedapat bahwa Orang Tua Rasulullah SAW di masukan ke dalam neraka karena belum beriman. Mereka menggunakan dalil sebagaimana adanya. Begitu juga, ada ulama yang mengatakan sebaliknya. Mereka memaknai dalil bukan dengan harfiahnya begitu saja. Namun perlu di catat, baik pendapat antara yang mengatakan masuk neraka maupun yang mengatakan tidak, tidak satupun dari mereka bertujuan untuk menghinakan nasab Rasulullah atau menginkari hadis2 beliau. Kita sepakat dan tidak ada khilafiyah bahwa Orang tua nabi Ibrahim AS itu kafir dan masuk ke dalam Neraka. Begitu juga anak2 Nabi Nuh AS maupun istri nabi Luth AS. Kesemuanya itu tidak mengurangi kemuliaan mereka. Tidak pula kita menghina Para Nabi karena hal demikian. Maka ane sendiri menganggap berlebihan mereka yang mengatakan bahwa memahami hadis orang tua Rasulullah SAW masuk neraka secara zahir sebagai menyakiti Rasulullah. Begitu juga dengan mereka yang tidak memaknainya secara harfiah disebut sebagai inkarul sunah (menolak hadist shahih).
Berikut dalil2 yang di gunakan:

Takut Menuntut Ilmu

Menuntut Ilmu


Takut Menuntut Ilmu

Ketika ada orang yg di ajak ikut hadir pengajian atau buat pengajian dengan mengundang ustad ada saja orang2 yang berkata seperti ini:
1. Takut terjerumus ke aliran sesat
2. Kan tidak semua sependapat dengan ustad itu
3. Takut beda pemahaman
dll....
Intinya ada ribuan alasan yang menjadikannya dia takut atau enggan mendengarkan Tausiah. Demi Allah ini adalah was was setan.
Sudah pengetahuan umum bagi mereka yang ahli ilmu, dekat dengan sunah bahwa antara mazhab Syafi'i dan Maliki banyak perbedaan. Tapi juga sudah pengetahuan umum bahwa kedua Imam ini saling memuja satu sama lainnya. Apa yang mereka perselisihkan adalah perbedaan pemahamannya. Bukan orangnya. Begitulah kaidah dengan menuntut ilmu
Ulama adalah manusia biasa yg MUSTAHIL menguasai semua bidang. Bila ternyata kita menemukan pendapat salah satu ustad berbeda dengan ustad lain yg ternyata lebih baik, maka kita pilih pendapat yang lebih baik, namun bukan serta merta ustad yg satu tidak layak kita timba ilmunya. Bisa jadi keduanya saling menyempurnakan

Ketaatan Kepada Pemimpin

Taat pada pemimpin

Ketaatan Kepada Pemimpin

Dalil tentang ketaatan kepada pemimpinCukup sering di share dalil tentang wajibnya taat pada pemimpin. Ane salah satunya. Karena memmang taat pada Ulil AMRI itu WAJIB. Tapi benarkah demikian?
Mari lihat dalil2 yang ada dari Hudzaifah bin Al Yaman. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,:
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?'" Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.”(HR. Muslim no. 1847. Lihat penjelasan hadits ini dalam Muroqotul Mafatih Syarh Misykah Al Mashobih, 15/343, Maktabah Syamilah)

25 Mei 2018

Puasa Ibu Hamil dan Menyusui

Puasa Ibu Hamil dan menyusui

Khilafiyah Puasa Ibu Hamil Dan Menyusui

Menurut Imam An Nawawi khilafiya ini dibagi menjadi 4 pendapat

Menurut Imam An Nawawi khilafiya ini dibagi menjadi 4 pendapat

  1. Adanya kewajiban Fidyah namun tidak ada kewajiban Qada. Pendapat beberapa sahabat Rasulullah SAW yakni Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Sa’id bin Jubair dan Syaikh Al Abani. Pendapat ini juga di ambil oleh sebagian Ulama Muhamadiyah.
  2. Adanya kewajiban Qadha, tanpa ada kewajiban fidyah. Sama seperti halnya orang sakit. Pendapat Abu Hanifah, Ats Tsauri, Ulama Mazhab Zhahiri, Syaikh Bin Baz, Lembaga Fatwa Saudi Lajnah Daimah, MUI
  3. Adanya kewajiban Qada dan kewajiban Fidyah. Pendapat Imam Syafi’I, hambali dan Imam Ahmad. Ini juga pendapat yg di gunakan mayoritas Ulama NU
  4. Wanita hamil: Wajib Qada tanpa ada kewajiban Fidyah. Sedangkan ibu menyusui wajib Qada dan Fidyah. Pendapat imam Malik dan sebagian ulama syafi’iah

Kitab Al Majmu

Ada pendapat ke 5 yakniTidak diwajibkannya Qada dan tidak pula Fidyah
Ini adalah pendapat Ibnu Hazm. Lihat Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Ibnu Rusyd Al Qurthubi Al Andalusi, hal. 276

23 Agu 2017

Permasalahan Umum Ibadah Qurban

Permasalahan Umum Ibadah Qurban


Berikut beberapa permasalahan - permasalahan yang sering di tanyakan terkait Ibadah Qurban dan ringkasan penjelasannya:

Qurban itu Wajib Atau Sunah?

Khilafiyah.
Wajib. Ulama yang berpendapat demikian adalah Rabi’ah (guru Imam Malik), Al Auza’i, Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya, Laits bin Sa’ad serta sebagian ulama pengikut Imam Malik, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin

Sunnah Mu’akkadah (ditekankan).  ini adalah pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain.


Hewan Qurban Yang Paling Utama Sapi Atau Kambing


Hewan Qurban Yang Paling Utama


Berikut yang menjadi dalil pokok :


Barangsiapa yang berangkat (shalat jum’at) pada jam pertama, maka seakan-akan dia mengurbankan unta; 
Barangsiapa yang berangkat pada jam ke-2, maka seakan-akan dia berkurban dengan sapi;
Barangsiapa yang berangkat pada jam ke-3, maka seakan-akan dia berkurban dengan kambing jantan; 
Barangsiapa yang berangkat pada jam ke-4, maka seakan-akan dia berkurban dengan ayam; 
Barangsiapa yang berangkat pada jam ke-5, maka seakan-akan dia berkurban dengan telor.
(HR. Bukhari - Muslim)

Maka di sini harus di bedakan pertanyaan berikut:
1. Hewan Qurban mana yang lebih utama?
2. Mana yang lebih utama Urunan Sapi untuk 7 orang atau kambing seekor?

22 Agu 2017

Hukum Qurban

Hukum Qurban

Dalam hal ini para ulama terbagi dalam dua pendapat:
Pertama, wajib bagi orang yang berkelapangan. Ulama yang berpendapat demikian adalah Rabi’ah (guru Imam Malik), Al Auza’i, Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya, Laits bin Sa’ad serta sebagian ulama pengikut Imam Malik, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahumullah. Syaikh Ibn Utsaimin mengatakan: “Pendapat yang menyatakan wajib itu tampak lebih kuat dari pada pendapat yang menyatakan tidak wajib. Akan tetapi hal itu hanya diwajibkan bagi yang mampu…” (lih. Syarhul Mumti’, III/408) Diantara dalilnya adalah hadits Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ibnu Majah 3123, Al Hakim 7672 dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Pendapat kedua menyatakan Sunnah Mu’akkadah (ditekankan). Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain. Ulama yang mengambil pendapat ini berdalil dengan riwayat dari Abu Mas’ud Al Anshari radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya aku sedang tidak akan berqurban. Padahal aku adalah orang yang berkelapangan. Itu kulakukan karena aku khawatir kalau-kalau tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib bagiku.” (HR. Abdur Razzaq dan Baihaqi dengan sanad shahih). Demikian pula dikatakan oleh Abu Sarihah, “Aku melihat Abu Bakar dan Umar sementara mereka berdua tidak berqurban.” (HR. Abdur Razzaaq dan Baihaqi, sanadnya shahih) Ibnu Hazm berkata, “Tidak ada riwayat sahih dari seorang sahabatpun yang menyatakan bahwa qurban itu wajib.” (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/367-368, Taudhihul Ahkaam, IV/454)
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ummu Salamah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika telah masuk tanggal sepuluh (Dzul Hijjah), dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia menyentuh rambut dan kulitnya (hewan kurban yang hendak disembelih) sedikitpun.”
Kata-kata “dan salah seorang dari kalian ini berkurban” menunjukkan bahwa berkurban kembali kepada keinginannya dan hal ini menunjukkan sunnah bukan wajib.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, ”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda, ’Tiga hal yang wajib bagiku sedang bagi kalian sunnah : (sholat) witir, berqurban dan sholat dhuha.”. Sedangkan didalam riwayat Tirmidzi,”Aku diperintahkan untuk berqurban yang (hal) ini adalah sunnah bagi kalian.”
Abu Bakar dan Umar pernah tidak melaksanakan kurban pada satu atau dua tahun khawatir dianggap sebuah kewajiban.
Dalil-dalil di atas merupakan dalil pokok yang digunakan masing-masing pendapat. Jika dijabarkan semuanya menunjukkan masing-masing pendapat sama kuat. Sebagian ulama memberikan jalan keluar dari perselisihan dengan menasehatkan: “…selayaknya bagi mereka yang mampu, tidak meninggalkan berqurban. Karena dengan berqurban akan lebih menenangkan hati dan melepaskan tanggungan, wallahu a’lam.” (Tafsir Adwa’ul Bayan, 1120)
Yakinlah…! bagi mereka yang berqurban, Allah akan segera memberikan ganti biaya qurban yang dia keluarkan. Karena setiap pagi Allah mengutus dua malaikat, yang satu berdo’a: “Yaa Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq.” Dan yang kedua berdo’a: “Yaa Allah, berikanlah kehancuran bagi orang yang menahan hartanya (pelit).” (HR. Al Bukhari 1374 & Muslim 1010).
sumber: https://muslim.or.id/446-fiqih-qurban.html

14 Jun 2017

Antara Anti Vak dan Pro Vak, Debat Para Pencela

Antara Anti Vak dan Pro Vak


Kita tidak bisa meluruskan seseorang dengan tuduh menuduh maupun mencela mereka. Baru2 ini muncul lagi dan menghangat lagi pemahaman Imunisasi dan vaksin itu tidak perlu dilakukan. Hal itu tidak di ajarkan dan di Haramkan oleh agama? Benarkah?
ane katakan tidak benar!

Ada persamaan antara antivak dan provak di kebanyakan debat di Dunia Maya. Yaitu sama-sama merasa paling benar, namun tentu tidak semuanya. Beda dengan ulama yang mejelaskan keilmuan tanpa menyimpulkan macam2 bagi yg tidak mengikuti fatwanya.

Begini, ane ambil contoh ini:

Ust Khalid salah satu contoh ustad yang mengambil pendapat tidak ikut vaksin karena alasan halal Haram. Jama'ah Ust khald dan ust Firanda sama, sedang ust Firanda mengambil pendapat Vaksin itu boleh. So jamaahnya ada yg anti Vak dan yg pro vak. Bedanya ada yg tanpa ilmu ada yg berilmu. Ust Khalid cuma menyampaikan yg gak boleh itu vaksin berbahan dasar Haram sedangkan ust Firanda tidak mengatakan semua vaksin Halal.

Fatwa2 ulama tentang hukum vaksin sudah banyak. Sebaliknya dari semua debat yang ane saksikan lagi2 terbagi dua. Ada debat yang make ilmu ada yg make nafsu. Salah satunya adalah mengatakan yg anti vak itu aliran Qadariyah dan sebaliknya mengatakan pro vak itu gak wara. Antivak mengatakan yang pro vak itu bukan golongan yang taat sebaliknya yang provak mengatakan yang antivak itu kalangan yg gak berilmu. Bahkan sering kali menjeralisir mengatakan yg antivak itu sebagai kalangan wahabi sedangkan yang provak itu orang-orang Ikhwanul Muslimin.

Jelas semua itu tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak ada ilmunya. Bahkan orang-orang yang ane anggap baik sekalipun sering kali terjebak

Untuk meluruskan lebih baik kita kembali saja ke fatwa2 yang ada.

13 Feb 2017

Menyanggah Dalil Teman Ahok Dalam Memilih Pemimpin

Menyanggah Teman Ahok

Menyanggah Dalil Teman Ahok Dalam Memilih Pemimpin



Dalam sebuah diskusi seorang menyampaikan ke ane sebuah artikel berikut:

http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/isnet/Nadirsyah/awliya/isi.html

Hal ini terkait Pilkada Di DKI Jakarta tanggal 15 Februari 2017 dimana salah satu pasangan calon adalah orang non muslim yang bahkan tersandung kasus penistaan agama. Dia mengakatakan bahwa "jangan mau di bohongi pakai Al Maidah 51" bahkan di dalam bukunya dia mengatakan ayat ini ayat pemecah belah NKRI

Artikel ini selalu menjadi rujukan teman-teman ahok di berbagai kesempatan. Bahkan ane menilai teman2 ahok menganggap saudara Nadirsyah, si penulis adalah seorang pakar hadis, Al Quran, Tafsir dan segalanya, melebihi Imam An Nawawi, Imam Syafii maupun ulama-ulama tafsir yang ada di Indonesia.

Well ane gak membahas isi dari artikel saudara Nadirsyah, ulama sudah membahasnya, tapi ane membahas salah satu dalil Teman Ahok yang digunakan untuk pijakan amalan mereka memilih pemimpin. Dalil tersebut mengutip tulisan saudara Nadirsyah lewat Artikel dalam link di atas.

Mari kita bahas pembahasan saudara Nadirsyah....

Hal yang menarik adalah benar bahwa ketika beliau mengatakan sebuat ayat dalam Al Qur'an harus melihat asbabun nuzul dari ayat tersebut. Di sini ada dua hal yg ingin ane sorotin.

Makna AULIA



Makna AULIA

Ada beberapa terjamahan Al Qur'an yang mengartikan kata "aulia" sebagai "teman dekat" di Indonesia. Namun pada umumnya di artikan sebagai "pemimpin". Lalu sebenarnya apa sih makna Aulia itu?

Dalam mempelajari Al Qur'an tentu kita mengacu pada bahasa arab dan tafsir para ulama. Hanya saja karena keterbatasan maka pada Terjamahan Al Qur'an di buat sesingkat mungkin dan yang paling mendekati tafsir ulama. Disinilah perlu dipahami keterbatasan terjemah. 

Misal.... kata yg populer di telinga kita ==> "Fitnah" sering di artikan sebagai tuduhan yg tidak benar. Padahal dalam bahasa arab arti fitnah itu sendiri "Ujian". Bahkan kata fitnah juga bisa di tujukan kepada perbuatan lain seperti membunuh, merampok dan lain2. So artinya tidak sesederhana yg kita pahami dalam bahasa indonesia 

Begitu juga "Aulia". Bila ada yg mengartikan sebagai "teman dekat" ini adalah benar. Begitu juga bila ada yang mengartikan sebagai "pemimpin". Ane seindiri lebih cenderu pada terjemahan "pemimpin". Mengapa?

6 Sep 2016

Finah Penghancuran Makam Rasulullah


Fitnah penghancuran makam Rasulullah


Awas Adu Domba Sesama Ahlus Sunnah oleh Syiah!

Kabar ini pertama kali dihembuskan oleh kantor berita Iran, Fars News Agency, yang kemudian dikutip sejumlah media di Indonesia, Senin (29/10/2012) lalu.
Menurut kantor berita itu, pengahancuran makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan 3 masjid lainnya yang merupakan masjid tertua di dunia.
Sebagai gantinya, dikatakan, pemerintah Arab Saudi merencanaakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar poundsterling.
Bahkan rencana penghancuran Masjid Nabawi di Madinah, tempat di mana Nabi Muhammad SAW dimakamkan, akan dimulai bulan depan seusai musim Haji. Kemudian, di atas tanah situs paling bersejarah tersebut, pemerintah Saudi akan membangun gedung terbesar di dunia yang bisa menampung 1,6 juta orang.
Dikatakan selanjutnya, pengembangan Masjid Nabawi sebagian besar nantinya akan mengambil bagian sayap barat dari masjid. Dalam sayap itu, terdapat makam 2 khalifah sekaligus sahabat Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu Abu Bakar Siddik Radhiyallahu ‘Anh dan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anh.
Mengutip Dr. Irfan al-Alawi dari Yayasan Riset Warisan Islam, Fars menyebutkan rencana itu sudah digulirkan sejak 2007 lalu, dimana Kementerian Urusan Islam Arab Saudi merilis pamflet yang isinya rencana penghancuran makam Rasulullah SAW dan situs bersejarah lainnya. Pamflet tersebut disusun oleh Mufti Besar Arab Saudi, Abdulaziz al-Sheikh. Bahkan, di dalam pamflet disebutkan, penghancuran kubah masjid dan meratakan makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar berdasarkan fatwa Abdul Aziz Alu Syaikh.
Bagaimanakah Penelusuran pembuktian tersebut?

31 Agu 2016

Demokrasi dan Sara dalam Islam

Sara dalam islam

Demokrasi dan Sara dalam Islam

Salah satu Dampak jelek dari demokrasi antara lain adalah fanatisme kepada kelompok tertentu dan kebencian pada kelompok lain. Semua itu bisa di minimalisir dengan ilmu yang benar. Bukan ilmu "egologi" atau "Katanyelogi"

SARA.... Suku, agama dan ras. Bila di katakan tidak boleh bawa2 SARA... nanti dulu. Itu kata siapa? Kata orang dungu atau kata alim ulama? yap itu kata orang DUNGU. Ente yg muslim nikah gimana? jgn bilang gak bawa2 SARA. Ente nikah jga pasti lihat fisik, agama atau bahkan ada yang lihat sukunya. Namun bila ingn berpedoman pada tuntunan Agama, yg wajib di lihat hanyalah AGAMANYA. Selain itu pilihan yang diperbolehkan. Bahkan budak hitam kelam lebih baik untuk di nikahi bila seagama. Begitu juga memilih pemimpin. Bila ingin mengikuti orang2 DUNGU yah silahkan saja. Biasalah orang gak takut ma Akhirat kan emang gitu. Islam melarang memilih pemimpin wilayah (ulil amri) di wilayah yang mayoritas islam dari selainnya. Namun Islam juga melarang melihat seseorang dari sukunya. Banyak torehan sejarah yang menunjukan keturunan cina muslim yang berjaya dan berperan penting dalam dakwah islam. Dan sejarah juga telah mentorehkan Islam tidak pernah membeda2kan seseorang muslim karena sukunya. Bila ente melihat ada muslim yang membedakan orang dari sukunya bisa di pastikan dia juga berguru pada orang DUNGU.

Namun perlu di ingat... yang dilarang adalah memilihnya. Bukan berhubungan baik dengannya. Biar saja pencela bermulut kotor melakukan apa yg menurut dia baik. Tapi jangan kita balas dengan hal yang serupa. Kecuali beliau terang2an memusuhi kita.

Dalam hal ini ane melihat ummat muslim kita memang terbagi tiga. Muslim yang taat, Muslim yang jahil (bodoh), muslim yang sesat.
Mereka yang taat, beramal sesuai dengan ajaran Rasulullah dan mengikuti alim ulama
Mereka yang Jahil, adalah mereka yang berusaha berada di tengah2 tanpa mau tahu ajaran Rasulullah. Terkandang bertindak sesuai kehendaknya. Membawa kerusakan
Mereka yang sesat, beramal dengan pemahaman yang di ada2kan dan menyebarkannya seakan ajaran Rasulullah. Tidak berdalil dan menyalahi pendapat para ulama.

Namun bila Allah berkehendak kita di pimpin non muslim, selama kita masih bisa menjalankan ibadah dengan tenang maka wajib bagi kita untuk mentaatinya. Wajib kita mentaatinya selama tidak keluar dari apa yang di larang dan apa yang di perbolehkan oleh Islam.

Allahualam

28 Jul 2016

silturahmi vs ziyarah


silturahmi vs ziarah 


Makna Silaturhami

Pernah mendengar atau membaca hadis ini?
“Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ini adalah hadis shahih yang popular dan sering di nasihatkan oleh banyak ustad2 kita ketika ceramah. Namun InsyaAllah melalui tulisan ini ada sedikit yang perlu disamakan pemahamannya. Ternyata banyak dari kita salah kaprah dalam memahami maksud sebenarnya hadis tersebut.

Mari berangkat dari fenomena berikut ini. Ada orang yang memiliki banyak teman, sering main bersama mereka. Ada juga orang yang temannya sedikit dan jarang bermain bersama teman2nya kaerna waktunya habus untuk keluarga. Mana yang Allah lapangkan Rezekinya?
Orang pertama kah?
Belum tentu....

Mengapa?...

23 Jun 2016

Benar-Salah vs Menang-Kalah

Memandang baik perbuatan buruk

Benar-Salah vs Menang-Kalah


Agama saya, dan mungkin seluruh agama pasti mengatakan berdirilah membela yang benar, bukan yang menang. Tidak masalah meskipun kita kalah selama kita berdiri di sisi yang benar. Tidak masalah mati selama membela kebenaran. Matinya adalah mati syahid.

Bisa kita belajar dari coretan sejarah islam, para sahabat Rasulullah SAW berdiri membela beliau, tanpa tahu apakah mereka akah hidup atau mati. Banyak dari mereka di siksa bahkan hingga menemui ajal mereka. Bila kita perhatikan bahwa kodisi Islam pada masa2 awal Rasulullah di angkat menjadi nabi, Islam adalah pihak yang lemah. Quraisy dan orang2 kafir lainnya adalah pihak yang kuat. Mungkin bila kita hidup di masa itu kita belum tentu berada di pihak Rasulullah. Karena mayoritas kita saat ini lebih suka berada di pihak yang kuat.

Perhatikan juga perang-perang yang di alami oleh ummat muslim pada saat itu, ummat muslim selalu memiliki jumlah pasukan yang lebih sedikit dari musuhnya. Yang paling terkenal adalah peran Badar dan Khandak. Kedua perang ini ummat muslim terlihat pihak yang pasti kalah, tapi Allah berkehendak sebaliknya. Atau kisah tentang seorang shabat yang membela muslimah ketika menjadi bulan2an Yahudi di madinah, beliau di keroyok hingga tewas. Kisah-kisah ini adalah kisah yang mengajarkan kita di mana seharusnya kita berdiri.

Beridirilah memihak kebenaran.

17 Jun 2016

Makna Setan Terbelenggu Dr. Zakir Naiq


Setan di belenggu

Makna Setan Terbelenggu Dr. Zakir Naiq

Berikut rinkasan ane dari ceramah Zakir Naik tentang di belenggunya setan pada bulan Ramadhan

Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).

Pertanyaannya mengapa di blan Ramadhan masih ada manusia yang melakukan maksiat.

Maknanya terdapat berbeda pendapat di kalangn ulama. Ulama ada yang membahasnya dari makna zahirnya atau kiasannya. Ane menyimpulkan dari penjelasan Dr Akir Naik saja:

Berikut beberapa dalil yang perlu diperhatikan mengenai hal ini:
1. “Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan, sesungguhnya dia bagi kalian adalah musuh yang nyata, hanyasannya dia selalu memerintah kalian untuk berbuat jelek dan keji dan agar kalian mengucapkan atas Allah apa yang tidak kalian ketahui.” [QS. Al Baqarah : 168-169].
2. "Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia . Rajanya manusia. Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) Setan yang bersembunyi. Yang MEMBISIKAN (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia." (QS Surat an Naas: 1-6)
3. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". QS. Al Baqarah 183
4. Makna Syaitan yakni:
Kata syaitan/setan (شيطن) terambil dari kata syathana (شطن) yang mashdarnya syathnan (شطنا) yang artinya menentang, menyalahi, atau ingkar.3 Menurut Tafsir al-Mishbah4 dan Tafsir Ibnu Katsir5 disebutkan bahwa pengertian syaitan menurut bahasa adalah suatu sifat yang ada dalam diri makhluk, yaitu jin, iblis, dan manusia yang selalu membawa pada kesesatan, menentang perintah kebaikan, menyalahi aturan-aturan Allah, dan ingkar kepada-Nya. Singkatnya setan adalah makhluk Allah yg membawa kesesatan.

11 Mar 2016

Hikmah Gerhana Matahari Total di Indonesia 9 Maret 2016

Hasil gambar untuk gerhana matahari islam

Hikmah GMT yang bisa kita petik dari sekitar kita

Peristiwa GMT telah berlalu, dan mungkin akan terjadi kembali kurang lebih 30 tahun kemudian.
Ada berbagai macam sikap manusia dan ummat nabi Muhammad SAW yang bisa kita ambil hikmah

1. Mereka yang terpaut hatinya kepada Islam dan sunah2 Beliau.
Mereka adalah yang banyak mengingat Allah dan menimba Ilmu Allah. Mereka adalah kalangan yg ketika GMT terjadi, beranjak dari rumahnya menuju tempat Shalat (masjid atau mushalah) lalu melakukan shalat sunah gerhana(kusuf/khusuf) lalu banyak beristighfar

2.  Mereka yang awam
Mereka yang ketika GMT terjadi sibuk dengan pekerjaannya, ketiduran, sekedar menyaksikan atau tidak mengerti tentang syiar sunah shalat gerhana.

3. Mereka yang ubud dunia
Mereka yang ketika GMT terjadi segera beranjak dari rumahnya, keluar, membawa perlengkapan untuk melihat gerhana, photo2, meramaikan dan bergembira ria, walaupun sudah banyak membaca dan di beritakan kepadanya tentang sunah shalat gerhana

ada lagi golongan ke empat yang mungkin sudah jarang di temukan. Bahkan mungkn sudah tidak ada lagi kepercayaan ini di sekitar kita. Mereka yang menganggapnya sebagai perbuatan sihir atau kejadian tertentu seperti kematian atau kelahiran seseorang.

bersyukurla bila kita termasuk golongan pertama, dan mari kita do'akan buat teman atau saudara kita yang masih masuk ke golongan ke dua dan ketiga.