Perbedaan Metode Rukyat di Arab Saudi dan Indonesia
Antara Serupa Tapi Tidak Sama
Sedikit membandingkan antara penetapan metode jatuhnya 1 Ramadhan dan 1 syawal antara Arab Saudi dan Indonesia. Bukan untuk perdebatan, tapi untuk kajian ilmiah. Baik Saudi dan Indonesia sama berbuat yg terbaik untuk menetapkan tanggal sesuai dengan syariat. Mungkin tulisan ini agak panjang dan tidak semua bisa mengikuti. Hanya yg terbiasa dng ilmu kebumian yg paham. Lebih2 bila percaya bahwa bumi itu datar, maka jelas pasti bingung.
Arab Saudi dan Indonesia memiliki kemiripan metode. Yakni sama2 menetapkan jatuhnya 1 Ramadhan berdasarkan Rukyat dan mempertimbangkan metode Hisab.
Untuk memahami bagaimana sistem penentuan awal bulan di Arab Saudi ke masyarakat luas maka perlu melihat kembali perkembangan metode Rukyat yg terjadi di sana.
Metode penetapan awal bulan Arab Saudi tidak lepas dari sistem kalender yang dipedomani oleh mereka, yaitu “Kalender Ummul Qura”, sebuah sistem yang juga dipedomani oleh banyak negara di kawasan jazirah arab, seperti Bahrain, Qatar, dan juga Mesir. Termasuk pula komunitas muslim di beberapa negara yang mayoritas non musim, serta komunitas mesjid yang dana pembangunannya dibiayai oleh Arab Saudi.
Berkaitan dengan sistem kalender Arab Saudi Zaki al-Mustafa, seorang astronom Arab Saudi menjelaskan bahwa sistem penanggalan atau kalender di Arab Saudi mengalami fase evolusi dalam tahapan cukup panjang. Zaki membagi fase itu dalam empat tahapan yang diklasifikasi berdasarkan kreteria yang berlaku pada tahun-tahun tertentu. Empat fase dan masing-masing kreterianya adalah sebagai berikut: