Legenda Naga yang Angkuh
Ada sebuah cerita tentang seekor ular. Ular tersebut lahir berbeda dengan saudara-saudara lainnya. Ia teramat kecil dan tidak berbisa sehingga tidak dapat mencelakai hewan-hewan yang lebih besar. Ia hanya bisa makan sejenis serangga dan hewan-hewan yang lebih kecil. Ia biasa di panggil si kecil.Sang ular sedih. Ia menangis, tapi layaknya bangsa ular, ia tidak terlalu diperhatikan keluarganya. Suatu ketika ia bertemu burung hantu yang terjatuh. Ia hendak memakannya. Tapi burung hantu itu memohon agar dibiarkan tetap hidup. Sang ular bertanya imbalan apa yang bisa diberikan oleh burung hantu tersebut yang sebanding dengan nyawanya. Lalu burung hantu tersebut memberikan sebuah cincin yang dapat mengabulkan sebuah permintaan pemakainya.
Sang ular senang dan melepaskan burung hantu pulang. Lalu ia memakai cincin ajaib dan memohon agar menjadi hewan terkuat, tergagah dan paling berkuasa di kolong langit. ZAP…., jadilah ia seekor naga.
Sang ular mampu terbang mengelilingi dunia dalam waktu satu bulan. Ular tersebut kini memiliki bisa paling berbahaya di kolong langit, semburan api. Tidak hanya di daratan, di langitpun kini ia ditakuti. Ia menjadi sangat congkak dan sombong. Bila ia lapar ia bisa memakan segalanya termasuk hewan-hewan besar. Tak lagi ada yang ia takuti. Ia merasa paling hebat dan berkuasa.
Mendengar munculnya seekor naga yang congkak dan membawa kerusakan dimana-mana sang burung hantu menjadi sedih. Ia merasa bertanggung jawab akan hal tersebut. Ia pun mencari sang naga. Selang seminggu ia bertemu dengan sang naga di puncak bukit.
Sang naga melihat burung hantu datang ke istanahnya. Ia masih ingat karena burung tersebut ia menjadi sehebat sekarang. Ia pun mempersilahkan masuk sang burung.
“apa kabar temanku? Datang dan lihatlah istanahku. Karenamu kini aku menjadi hewan terkuat, terhebat dan paling berkuasa di kolong langit. Ada apa gerangan dirimu datang kemari?”
Dengan nada gemetar burung hantu berkata “benar sekarang baginda menjadi hewan terkuat dan paling berkuasa. Tapi ….” burung hantu menghentikan kata-katanya karena takut.
“Tapi Apa?” gertak sang naga.
“Baginda. Di atas langit masih ada langit. Baginda hanya meminta menjadi paling kuat dan berkuasa di kolong langit tapi tidak diatas langit. Di atas sana masih ada yang lebih hebat, lebih berkuasa dan lebih perkasa dari baginda. Dan ia menantang baginda. Apakah…”
“APA…!!! berani benar kau?” teriak sang naga. “Siapa dia? Dimana dia? Apa hebatnya?”