Translate

3 Jul 2018

Menyikapi Khilafiyah Status Keimanan Orang Tua Rasulullah SAW




Status keimanan orang tua Rasulullah SAW

Tulisan ini bukan di tujukan menyimpulkan mana yang benar, apakah orang tua Rasululllah di hukumi kafir dan masuk neraka atau di ampuni Allah, lalu dengan rahmat-Nya mereka masuk ke dalam syurga. Tulisan ini cuma sekedar menshare rujukan2 yang di gunakan oleh masing2 pendapat, sehingga kita tidak mudah mencela mereka yang berbeda pemahamannya. Apa lagi berbuat zalim sebagaiman yang ditunjuakan oleh sebagian kalangan saudara seiman kita saat ini.
Intinya ada Ulama yang berpedapat bahwa Orang Tua Rasulullah SAW di masukan ke dalam neraka karena belum beriman. Mereka menggunakan dalil sebagaimana adanya. Begitu juga, ada ulama yang mengatakan sebaliknya. Mereka memaknai dalil bukan dengan harfiahnya begitu saja. Namun perlu di catat, baik pendapat antara yang mengatakan masuk neraka maupun yang mengatakan tidak, tidak satupun dari mereka bertujuan untuk menghinakan nasab Rasulullah atau menginkari hadis2 beliau. Kita sepakat dan tidak ada khilafiyah bahwa Orang tua nabi Ibrahim AS itu kafir dan masuk ke dalam Neraka. Begitu juga anak2 Nabi Nuh AS maupun istri nabi Luth AS. Kesemuanya itu tidak mengurangi kemuliaan mereka. Tidak pula kita menghina Para Nabi karena hal demikian. Maka ane sendiri menganggap berlebihan mereka yang mengatakan bahwa memahami hadis orang tua Rasulullah SAW masuk neraka secara zahir sebagai menyakiti Rasulullah. Begitu juga dengan mereka yang tidak memaknainya secara harfiah disebut sebagai inkarul sunah (menolak hadist shahih).
Berikut dalil2 yang di gunakan:
1. Dari Abu Hurairah berkata, “Nabi pernah menziarahi kubur ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang yang berada di sampingnya juga turut menangis kemudian beliau bersabda, ‘Saya tadi meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun baginya (ibunya) tetapi saya tidak diberi izin, dan saya meminta izin kepada-Nya untuk menziarahi kuburnya (ibunya) kemudian Allah memberiku izin. Berziarahlah karena (ziarah kubur) dapat mengingatkan kematian.’” (HR. Imam Muslim dalam Shahîh-nya (976–977).
2. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Ada seseorang yang bertanya, “Ya Rasulullah, dimana ayahku?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Di neraka.” Ketika orang ini pergi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memangilnya, dan bersabda,“Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.” (HR. Muslim 521, Ahmad 12192, dan Abu Daud 4720)
3. dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan haji wada’ bersama kami. Ketika beliau melewati Aqabah al-Hajun, beliau menangis, sangat sedih. Akupun ikut menangis, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis. Kemudian beliau turun dari ontanya, dan mengatakan, “Ya Humaira, berhentilah.” Lalu beliau bersandar di ontanya, dan membiarkan aku dalam waktu lama. lalu beliau kembali lagi menampakkan rasa senang sambil tersenyum. Akupun bertanya, “Ayah dan ibuku jadi tebusannya, Ya Rasulullah, anda turun tadi dalam kondisi sedih, akupun menangis karena anda menangis. Lalu anda kembali dengan senang dan tersenyum. Ada apa Ya Rasulullah?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Aku berziarah ke makam ibuku Aminah, lalu aku memohon kepada Allah agar Dia menghidupkannya. Lalu Allah-pun menghidupkannya. Lalu beliau beriman kepadaku, kemudian Allah kembalikan ke kuburannya"
4. “Aku diutus dari keturunan bani Adam yang terbaik pada setiap kurunnya, hingga sampai pada kurun dimana aku dilahirkan” [ HR. Bukhari 3557 ]
5. “Aku lahir dari pernikahan dan tidaklah Aku dilahirkan dari perzinaan. Mulai dari Nabi Adam sampai pada ayah ibuku. Tidak ada kebejatan Jahiliyah sedikitpun dalam nasabku” (HR. Ath Thabrani 4728, dalam Shahih Sirah Nabawiyah(1/10) Al Albani mengatakan sanadnya mursal jayyid)
Berikut pendapat ulama:
1. Yang mengatakan bahwa Orang Tua Rasulullah SAW masuk Syurga misalnya adalah Syekh Jalaluddin As-Suyuthi dalam karyanya Ad-Dibaj Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj. Pendapatnya juga di dukung oleh Lembaga Fatwa Mesir, Dar al-Ifta berikut pendapat mereka:
Pertama, Hadits (No 1 dan 2) , Hadis ini telah di dimansukh oleh hadits yang menerangkan bahwa Allah menghidupkan kembali ibu Rasulullah sehingga ia beriman kepada anaknya, lalu Allah mewafatkannya kembali. Ini terjadi pada Haji Wada’. (No. 3) hal ini sebagaimana di sampaikan oleh Syekh Jalaluddin As-Suyuthi
Kedua, Ulama berbeda pendapat perihal ahli fatrah. Apakah kehadiran rasul yang mana saja sekalipun Nabi Adam AS yang jauh sekali dianggap cukup bahwa dakwah telah sampai (bagi masyarakat musyrik Mekkah) atau mengharuskan rasul secara khusus yang berdakwah kepada kaum tertentu? Menurut kami, yang shahih adalah pendapat kedua. Atas dasar itu, ahli fatrah selamat dari siksa neraka meskipun mereka mengubah dan mengganti keyakinan mereka, lalu menyembah berhala. Kalau ahli fatrah itu terbebas dari siksa neraka, tentu kita yakin bahwa kedua orang tua Rasulullah SAW selamat dari neraka. Ini pendapat yang juga di jadikan acuan oleh Dar al-Ifta (lembaga Fatwa Mesir)
Ketiga, Rasulullah adalah keturunan dari nasab yang baik. (hadis no. 4 dan 5)
Abu Bakar Ibn al-Arabi pernah ditanya soal topik serupa, ulama dan tokoh bermazhab Maliki ini pun menjawab, bila penganggapan Orangtua Nabi masuk neraka maka terlaknatlah orang yang menjawab demikian. Menganggap kedua Orangtua Nabi sebagai ahli neraka adalah bentuk ungkapan yang melukai perasaan Rasul.
“Tak ada penganiayan lebih besar ketimbang menyebut kedua orang tua Muhammad SAW penghuni neraka,” kata Ibn al-Arabi.
2. Yang mengatakan orang tua Rasulullah SAW masuk neraka misal Imam An-Nawawi, Ibnu Katsir, Imam Baihaqi, Syekh Abdullah bin Baz. Berikut pendapat mereka:
pertama, mengacu kepada Hadis No 1 dan 2 secara Harfiah dan jelas bahwa Orang Tua Rasulullah SAW masuk kedalam neraka. Kedua hadis ini di sepakati oleh semua ulama sebagai hadis Shahih. Menginkari kedua hadis ini sama dengan menolak sunah (inkarul sunnah)
Kedua, Hadis no 3 disepakati oleh ulama sebagai hadis palsu. Misal ditemukan dalam kitab yang membicarakan hadis-hadis palsu al-Maudhu’at Imam AL Jauzi. Beriktu keterangannya : Guru kami Abul Fadhl bin Nashir mengatakan, Hadis ini palsu. Ibu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal di daerah al-Abwa, antara Mekah dan Madinah, dan dimakamkan di Abwa, dan bukan di al-Hajun. (al-Maudhu’at, 1/283).
keterangan al-Hafidz Ibnu Hajar Untuk hadis yang disebutkan as-Suhaili, dan beliau sebutkan bahwa dalam sanadnya ada banyak perawi majhul, hingga Abu Zinad, dari Urwah, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada rabnya untuk menghidupkan kedua orang tuanya. Lalu hidupkan, dan mereka beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa hadis ini munkar sekali. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 2/343).
Ketiga, masalah ahli Fatrah. Ajaran Nabi Isa pusatnya di Syam. Tidak jauh dari Mekah dan jazirah arab. Bahkan mereka biasa melakukan perdagangan sampai di Syam. An-Nawawi mengatakan: bahwa orang arab penyembah berhala yang mati di masa sebelum diutus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka di neraka. Dan ini bukan berarti mereka disiksa sebelum dakwah sampai. Karena dakwah telah sampai kepada mereka, dakwahnya Ibrahim dan para nabi yang lainnya shalawatullah wa salamuhu ‘alaihim. (Syarh Sahih Muslim, 3/79)
Kesimpulan.... Ini masalah khilafiyah. Meyakini satu dari kedua pendapat tidak serta merta menjadikan kita yang paling benar dan yang lain pasti salah.
Untuk mereka yang mencela orang yang berpemahaman bahwa orang tua Rasulullah SAW masuk Neraka bahkan sampai mengatakan mereka terlaknat karena menyakit Rasulullah maka bukankah itu sama saja kalian mencela dan melaknat Imam An Nawawi, Ibnu Katsir dan Ulama salafus shalih lain yang perpemahamn demikian. Begitu juga untuk mereka yg mengatakan bahwa orang yang berpemahaman bahwa orang tua Rasulullah masuk syurga sebagai inkarul sunnah maka sama saja kalian mencela Ulama2 Mesir, Imam Suyuthi, Imam al-Arabi dan ulama2 lainnya yang berpemahaman sama. So mari kita menghargai keilmuan para Ulama.
Allahualam. Sumber: https://konsultasisyariah.com/28154-orang-tua-nabi-mati-kafir.html http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-at-taubah-ayat-113-114.html https://muslim.or.id/28443-kafirkah-kedua-orang-tua-nabi-antara-dalil-dan-perasaan.html https://konsultasisyariah.com/28164-nabi-menghidupkan-orang-tuanya-lalu-mereka-masuk-islam.html http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/13/06/21/moq4id-apakah-kedua-orang-tua-rasulullah-saw-akan-masuk-surga muslim.or.id/10484-nama-dan-nasab-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html http://blog-mza.blogspot.co.id/2014/02/meninggalnya-ibu-nabi-siti-aminah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakan kata-kata yang cerdas dan tidak merendahkan. Silahkan mengkritik bila ada yang menyimpang dari Ajaran Rasulullah. ^,^