Kematian Raja Drom
Raja Drom adalah raja yang sangat termasyur. Kekayaannya tidak dapat dihabiskan walau untuk tujuh keturunan berfoya-foya. Kemana-mana ia selalu dihormati. Raja yang kuat, cerdas, cakap dan bijaksana, itulah sebutan rakyatnya. Namun kekuasaannya yang besar itu juga tak dapat menghindarkan dirinya dari kematian.
Sepanjang
hidupnya ia hanya mengambil empat istri. Dan ketika ia hendak meninggal dunia
hanya keempat istri itulah ia pikirkan. Sang raja memanggil istrinya satu demi
satu untuk masuk kedalam ruangannya.
“Cleopatra.
Dindaku. Tahukah kau. Dirimulah yang paling kucinta dari keempat istriku yang
lain” kata sang raja.
“Ya kanda.” Jawab sang istri.
“kau tahu hampir setengah hartaku ku
habiskan untuk membuatmu senang., memelihara kecantikanmu dan membuatmu semakin
mempesona. Seluruh tenaga dan waktuku kucurahkan hanya untuk kebahagiaanmu. Di
kerajaanku ini...., tidak. Diseluruh jagad ini kau lah wanita yang paling
bahagia. Kaulah titisan dewi kecantikan. Tidak ada bidadari secantik dirimu,
dindaku.” Kata sang raja lembut.
“Dinda tahu kanda raja.”
“di surga sana kanda yakin tak ada
bidadari secantik dirimu.”
“tentu saja kanda”
“aku takut tak lagi bisa bersama
wanita secantik dirimu”
“Lalu ada apa gerangan kanda
memanggil dinda kemari?”
“Dinda...., mungkinkah dirimu kubawa
bersama menuju alam kematian?”
Sang istri terkejut lalu tertawa.
“kanda bisa saja haa...ha..., itu tidak mungkin kanda.
Sang raja kecewa. “tapi apakah semua
yang ku lakukan untukmu dan keluargamu belum cukup untuk membawamu bersamaku.
Tidakah cukup kesenangan yang peroleh dariku sebagai harga bagiku untuk
memilikimu hingg di alam kematian?”
Sang istri menatap sang raja dengan
pandangan penuh belas kasihan. “Kanda. Dinda tidak pernah meminta semua itu.
Kanda sendirilah yang dengan senang hati memberikannya pada dinda. Dan ...
kanda. Tak ada satupun kecantikan ataupun harta lainnya yang dapat kanda bawa
kealam kematian sana. Meskipun kanda membelinya dengan seluruh harta yang ada
di dunia ini. Saya hanyalah istri yang dapat kanda miliki selama hidup” jawab
sang istri.
Sang rajapun menyruh Cleopatra
keluar. Sebagai istri yang paling cantik dan paling muda Cleopatra merupakan
istri yang paling dimanjanya. Tapi menjelang akhir hayatnya sang raja merasa
kebahagian bersama istri tercintanya itu bertahun-tahun terasa sangatlah
singkat.
Lalu sang raja memanggil istri
berikutnya.
“Lionel. Dindaku. Tahukah kau betapa
aku tak bisa hidup tanpamu” kata sang raja merajuk.
“Kanda.” Jawab sang istri singkat.
“Seluruh kerajaan ini, .... tidak.
Seluruh hidupku ada dan berarti berkat dirimu. kau lah istri yang paling bisa
ku andalkan. Yang paling bijaksana. Di antara keempat istriku, bahkan diantara
pejabat-pejabat di kerajaanku kaulah yang terpintar. Sungguh beruntung kanda
memilikimu” kata sang raja.
“kanda jangan terlalu memuji.” Jawab
sang istri.
“Dinda. Seperti biasa, dirimu selalu
dapat menjawab pertanyaan yang selalu menjadi masalahku.” Kata sang raja.
“saya selalu berusaha kanda.”
“Dinda. Saya tak tahu apa yang harus
saya lakukan dialam sana. Siapa yang akan menemaniku? Seperti apa kerajaan di
alam kematian? Dan yang yang terakhir bagaimana caranya agar saya dapat membawa
dirimu bersama saya menuju alam sana?” tanya sang raja.
Sang istri terkejut atas pertanyaan
sang raja. “ Dinda raja. Cintaku. Saya memang pintar, banyak penghuni kerajaan
ini yang menyebut dinda dewi kecerdasan. Tapi tidak kanda...., dinda hanyalah
manusia. Pengetahuan yang dinda miliki terbatas. Mengenai kerajaan di alam
kematian adalah perkara gaib yang tak dapat dinda pastikan melainkan hanya
dinda yakini. Yang dapat kanda lakukan
dialam sana mungkin tidak seperti yang kanda lakukan di dunia ini, tergantung
bagaiman persiapan kanda selama hidup didunia ini. Dan kanda, dinda tak dapat
menemukan cara yang dapat menemani kanda pergi bersama menuju kealam kematian.
Masih banyak yang ingin dinda lakukan didunia ini.”
Dari tatapan sang istri sang raja
tahu bawa istrinya tak sudi menemani menuju ke alam kematian. Sang rajapun
kecewa dan menyuruhnya keluar.
Lionel merupakan istri yang paling
disayangi sang raja setelah Cleopatra. Ia cerdas, cantik dan selalu dapat
membantu sang raja menghadapi masalah. Namun pertanyaan terakhir di kehidupan
sang raja tak dapat di jawab sang istri dengan memuaskan.
Sang raja memanggil istri
berikutnya.
“Diana, Istriku. Tersayang” panggil
sang raja dengan penuh kasih.
“ya suamiku.” Jawab sang istri.
“Kau tahu betapa aku sangat
mencintaimu” kata sang raja.
“Kaupun tahu betapa aku juga sangat
mencintaimu.” Sahut sang istri
“Ya aku tahu. Kau istriku yang
paling setia dan sayang padaku. Tempat dimana diriku bisa melepaskan segala
masalah yang kualami. Kau selalu ada disampingku kemanapun aku pergi sebagai
seorang pendamping dan sahabat yang setia. Karena dirimu aku tak pernah merasa
kesepian.” Kata sang raja.
“ya kanda. Dinda akan ada
disampingmu selalu.”
“Kanda sebentar lagi akan pergi
menuju ke alam kematian. Kanda akan merasa sangat kesepian. Maukah dinda
menemani kanda?” tanya sang raja.
Sang istri diam sejenak. “Kanda. Dinda
mungkin istri yang setia, sahabat yang paling setia dan menyayangi dirimu yang
dapat kanda temukan selama hidup. Tapi tetap saja cepat lambat kita akan terpisahkan oleh kematian.”
Jawab sang istri. “Maaf kanda dinda tak dapat menemani kanda untuk kali ini.”
Sang raja menatap istrinya dengan
penuh kesedihan. Walu ia yakin dengan cinta Diana, namun ia ragu istrinya
tersebut mau menemaninya menuju alam kematian. Dan sang raja semakin yakin
bahwa alam kematian itu adalah alam yang penuh dengan kehampaan.
Sang raja memanggil istri
pertamanya. Ia teringat kembali akan cinta pertamanya pada seorang gadis desa
yang murah senyum. Sang raja terpesona oleh senyum sang gadis dan melamar sang
gadis menjadi istrinya.
“Anisa, istriku lama tidak berjuma”
kata sang raja.
“Iya. Kanda.” Jawab sang istri
dengan senyum.
Sang raja menatap wajah istrinya.
Sang istri tidak lagi secantik pertama kali dijumpainya, namun masih memiliki
senyum yang sama. Tampak kerut-kerutan diwajah sang istri. Untuk beberapa saat
sang raja hanya menatap wajah sang istri.
“Dinda Anisa, maafkan kanda yang
lama tidak menjumpaimu. Tapi sungguhpun begitu kanda masih tetap menyayangi
dirimu.” kata sang raja.
“dinda mengerti.” Jawab sang istri
dengan senyum.
“sungguhpun kanda berbuat salah
engkau tidak pernah marah dan selalu tersenyum. Engkau adalah istriku yang
paling sabar dan santun.” Kata sang raja.
Sang istri tersenyum seakan mengerti
maksud sang raja. “bagi diriku asal kanda bahagia. Cukuplah”
Sang raja kembali teringat kenapa ia
jatuh cinta pada istrinya yang pertama ini. Mereka pun kembali mengenang masa
lalu. Dan tertawa. Sang raja tak ingin lagi mengingat ajalnya yang semakin
mendekat.
Setelah beberapa lama sang istri
merasakan kesedihan dan kegundahan di hati sang raja. “kanda apa yang masih
menjadi kejanggalan di hati kanda. Katakanlah?”
Sang raja diam sejenak. Ia ragu
untuk bercerita karena yakin jawaban yang akan diperolehnya. Ia mengingat kembali semua jawaban yang diperoleh dari
istri-istri sebelumnya. “sebelum masuk engkau masuk kesini, istri-istriku yang
lain telah cukup memberikan diriku penjelasan mengenai kematian. Sebanyak
apapun harta yang kumiliki tetap tak dapat membeli sebuah kehidupan ataupun
membawanya ke alam kematian. Secerdas apapun diriku juga tak dapat menghentikan atau memanipulasi kematian. Tak
ada satu pun ilmu yang dapat membuatku berkuasa atas kematian sehingga dapat
membawa seseorang bersamaku. Persahabatan, kesetiaan dan cinta di dunia ini
tetap akan terputus bila kematian itu telah tiba. Seseorang hanya dapat menemani kita sepanjang kita hidup, tapi
tidak setelah kita mati. Lalu hal apa lagi yang dapat engkau berikan padaku
mengenai kematian yang belum ku ketahui?”
Sang istri menatap sang raja dengan
penuh pengertian dan tersenyum. “Kanda benar. Keindahan fisik seperti harta,
kecantikan, kemegahan dan sebaginya tak dapat kita bawa ke alam kematian.
Begitu pula dengan kecerdasan, kekuasaan, dan seluruh kemampuan yang kita
miliki tetap tak dapat mencegah kematian. “ kata sang istri. “tapi kanda tak
harus merasa kesepian”
Sang raja terkejut mendengarnya.
Sebuah jawaban yang tidak ia sangka-sangka.
“dinda akan menemani kanda” kata
sang istri.
“bagai mana mungkin?”
“ya. bila kanda berkenan.”
“tentu saja. Tapi bagaimana?”
“Hidup di dunia ini sebenarnya sangatlah
singkat. Kita semua suatu saat akan menuju kealam sana, hanya saja kanda pergi
lebih dahulu. Dinda sudah menunggu cukup lama menanti kepulangan kanda dan tak
mengapa dinda menunggu lagi hingga ajal juga menjemput dinda. Dinda yakin bila
dinda berdo’a pada yang Kuasa. Meminta pada Penguasa alam kematian, dinda pasti
dipertemukan kembali dengan kanda. Seperti sekarang dinda dipertemukan lagi
setelah sekian lama” jawab sang istri
penuh kelembutan.
Sang raja tertegun dangan jawaban
sang istri. Ia memperhatikan istri pertamanya ini dengan seksama. Tampak
lesukan wajah banyak tergambar di wajahnya, tubuh yang kurus dan rambut yang
memutih. Sang raja sadar betapa sang istri selalu memikirkannya. Semakin lama
diperhatikan tampak kecantikan yang tidak ia sadari terpancar dari diri sang
istri. Sang raja berpikir, seandainya
dulu ia lebih kuperhatikan mungkin ia tidak kalah cantik dengan Cleopatra.
Air matapun menetes dari matanya.
“Terima kasih” sahut sang raja.
.........................................................
TAMAT...........................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang cerdas dan tidak merendahkan. Silahkan mengkritik bila ada yang menyimpang dari Ajaran Rasulullah. ^,^