Menyoal Kesesatan Seseorang
Antara Sekedar Emblem dan Keyakinan
Kasus 1. Fulan adalah anak dari
orang tua yang berpaham Syiah Rafidah. Namun karena orang tuanya sering keluar
negeri si Fulan bergaul dengan sunni. Lambat laun ia berpikiran dan berpahaman
seperti sunni pada umumnya. Dia tidak mengkafirkan para sahabat, tidak
melakukan mut’ah dan lain sebagainya. Tapi bagaimanapun juga dia anak seorang
syiah rafidah.
Kasus 2. Di tempat lain pak Fulon adalah ketua
organisasi islam terbesar yang berpemahaman sunni. Namun dia sering berkerja di
negeri syiah rafidah. Bergaul dengan tokoh-tokoh mereka. Lambat laun dia lebih
dekat dengan ulama2 mereka dari pada ulama2 dari organisasinya sendiri.
Mendukung eksistensi mereka, mendukung pemahaman bahkan ikut mengamalkan
sebagaian amalan mereka yang dianggap sesat oleh ulama-ulama sunni.
Mari kita melihat dari kacamata sunni (pengikut
mazhab imam jama’ah). Siapakah yang sesat dari kedua orang diatas? si Fulan
atau pak Fulon?
“Pokonya syia’ah
sesat….. yah si fulan sesat laah…. “
Ini namanya cara berpikir “pokok….e”
Kacaunya cara berpikir “Pokok…e” bila
dianalogikan akan sama seperti logika ini:
“Misal saya tidak mau
mengaku syiah ataupun pengikut imam mazhab. Saya percaya shalat yang wajib
hanya magrib saja. Itu pun make bahasa indonesia. apakah saya sesat?”
Tentu saja….
“Mengapa? kan saya
bukan syiah, bukan JIL, bukan khawarij, bukan wahabi saya hanya saya”
perlu di CATAT:
Sesat itu bukan karena emblemnya, bukan karena bajunya, bukan karena orang
tuanya, melainkan karena apa yang dia yakini benar itu berlawanan dengan sunnah
Rasulullah. Mau make baju NU, Muhamadiyah, Persis, Salafi dan lain sebagainya
tapi klo yakin bahwa shalat gak wajib ya sesat, selama dia meyakini jilbab gak
wajib ya sesat, selama dia melaknat para sahabat atau mengaku ada Rasul lain
selain Muhammad SAW… ya sesat. Walupun dia adalah anak atau cucu kiai besar
selama dia meyakini bahwa ada kitab suci lain selain Al Qur’an maka dia adalah
sesat.
So sesat itu lihat bagaimana amalannya. Mengaku
NU tapi berpemhaman liberal yah sesat…. mengaku muhamadiyah tapi berpemahaman
khawarij yah sesat…. mengaku salafi tapi berpemahaman ekstrimis yah sesat….(seperti yang di paparkan pada kasus 2)
Nah masalahnya banyak dari kita gak mahu tahu
mengapa ulama menfatwakan syiah (rafidah) sesat. Mengapa khawarij sesat.
Mengapa Islam Liberal sesat. Mengapa islam sekular sesat. Kita memang tidak
diperbolehkan dan menggampangkan penyebutan sesat pada seseorang. Namun kita harus tahu mana pemahaman yang sesat dan mana yang tidak. Lalu bagai
mana kita tahu sebuah paham sesat atau tidak selama kita tidak mencari tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang cerdas dan tidak merendahkan. Silahkan mengkritik bila ada yang menyimpang dari Ajaran Rasulullah. ^,^