Translate

3 Jul 2018

Takut Menuntut Ilmu

Menuntut Ilmu


Takut Menuntut Ilmu

Ketika ada orang yg di ajak ikut hadir pengajian atau buat pengajian dengan mengundang ustad ada saja orang2 yang berkata seperti ini:
1. Takut terjerumus ke aliran sesat
2. Kan tidak semua sependapat dengan ustad itu
3. Takut beda pemahaman
dll....
Intinya ada ribuan alasan yang menjadikannya dia takut atau enggan mendengarkan Tausiah. Demi Allah ini adalah was was setan.
Sudah pengetahuan umum bagi mereka yang ahli ilmu, dekat dengan sunah bahwa antara mazhab Syafi'i dan Maliki banyak perbedaan. Tapi juga sudah pengetahuan umum bahwa kedua Imam ini saling memuja satu sama lainnya. Apa yang mereka perselisihkan adalah perbedaan pemahamannya. Bukan orangnya. Begitulah kaidah dengan menuntut ilmu
Ulama adalah manusia biasa yg MUSTAHIL menguasai semua bidang. Bila ternyata kita menemukan pendapat salah satu ustad berbeda dengan ustad lain yg ternyata lebih baik, maka kita pilih pendapat yang lebih baik, namun bukan serta merta ustad yg satu tidak layak kita timba ilmunya. Bisa jadi keduanya saling menyempurnakan
Satu hal yg jelas.... Ilmu adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki akhlak. Mustahil akhlak kita menjadi baik bila kita jauh dari ilmu. Bila ada seorang ustad salah dalam berijtihad/memahami suatu permasalah jelas dia salah karena kurangnya ilmu dan informasi yang sampai padanya. Sedangkan bila kita salah dalam berijtihad jelas bukan karena kita kurang ilmu tapi karena nafsu kita yang enggan mencari ilmu dan cenderung kepada kesesatan.
Hal ini juga berlaku kepada kita yang awam. Bila kita menemukan suatu masalah dan kita mencari ilmunya lebih dahulu sebelum memutuskan maka itu bentuk dari Ijtihad yang di Rahmati Allah SWT. Andai pun salah maka InsyaAllah ada hikmah yang dapat di peroleh. Sebaliknya bila kita asal bicara dan memutuskan maka itu adalah bentuk dari kejahilan yang bisa menjerumuskan kedalam kehinaan.
Sering kali kita mengeluh:
"Istri saya tidak mau patuh"
"Suami saya dzalim"
"Anak saya tidak mau nurut"
dll....
Lalu minta di nasihati dan tausiah.
Padahal pangkal masalahnya bukan apakah mereka tidak mau mendengar nasihat atau bisa dinasihati tapi apakah mereka mau hadir di majlis ilmu atau tidak. Andai satu perkara selesai karena nasihat seseorang yg di tokohkan atau dari seorang ustad maka percayalah setan tidak akan berhenti menimbulkan masalah lain. Andai kita bisa mencegah kerabat dari perbuatan zina (misal pacaran) bagai mana dengan maksiat yang lain? Bergosip, bergunjing, riba dll.
Kita berdoa agar di limpahkan Rezeki dan di masukan ke dalam surga. Bagaimana caranya kita di limpahkan rezeki bila kita tidak tahu bagaimana cara mendapatkan/membelanjakan rezeki yang dapat memasukan kita kedalam surga sedangkan Allah SWT Maha Tahu.
Akhir kata tidak ada Gading yang tidak retak. Tidak ada manusia yang sempurna.
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakan kata-kata yang cerdas dan tidak merendahkan. Silahkan mengkritik bila ada yang menyimpang dari Ajaran Rasulullah. ^,^