Translate

10 Sep 2015

3 Macam Sahabat


Tiga Macam Sahabat

By. M Gee

SAHABAT SEPERJUANGAN.
Ada sebuah kisah tentang dua orang yang sangat bertolak belakang baik sifat, pemikiran dan cara mereka meraih tujuan namun mereka bersahabat dan memiliki cita-cita yang sama. Dalam persahabatan mereka cekcok, pertengkaran kerap terjadi. Namun persahabatan mereka kekal sampai akhir hayat. Pada akhirnya orang pertama telah sampai pada ujung hayat. Ia berbaring lemah di perbaringan ditemani oleh sang sahabat. Tak ada sepatah kata pun terucap. Hanya kedua mata sayu yang saling bertatapan, mengenang masa-masa yang telah berlalu. Percekcokan, pertengkaran, perjuangan antara mereka, demi tercapainya cita-cita bersama. INDONESIA MERDEKA. Orang pertama berkata dengan lirih “Bung Hatta”. Sahabatnya menjawab “Bung Karno”

SAHABAT SEPERMAINAN.
Robie dan Ahmad adalah sahabat dari kecil. Hapir setiap waktu mereka lalui bersama. Ketika Robie sakit Ahmad selalu hadir menemaninya begitu pun sebaliknya. Terkadang ada persilisihan yang terjadi. Tapi canda tawa lebih banyak menghiasi hari-hari mereka. Hal ini berlangsung dari hari ke hari. Tk, SD, SMP, SMA hingga kuliah. Banyak teman mereka berkata ada Robie ada Ahmad. Dan Hidup terus berlangsung. Banyak yang terjadi. Kini Robie menjadi Misionaris untuk keyakinannya. Sedang Ahmad menjadi seorang Ustad kondang di kampungnya. Dan Hidup terus berlangsung. Sempat mereka berjumpa. Hanya seutas senyuman dan salam hangat yang terucap. Dan hidup terus berlangsung. Robie telah sampai pada akhir perjuangan hidupnya dengan segala keyakinan dan jalannya sendiri. Berita kepergiannya terdengar oleh Ahmad. Tapi tak ada tetes air mata ataupun kesedihan. Bibir tetap terkatup rapat. Hanya kenangan sekilas yang melintas dalam kegelapan hatinya. Bahwa ia adalah sahabat sepermainanya, dahulu.

SAHABAT SEPERJALANAN.
Pernahkah kalian melakukan perjalanan. Yang mungkin berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya. Panggil saja Julius seorang mahasiswa di Universitas B di Yogyakarta dari Medan. Dan Yodha mahasiswa di Universitas A juga di Yogyakarta dari Palembang. Sama-sama satu angkatan, di kota yang sama. Mereka bertemu di perjalanan. Sejak itu mereka selalu bertemu ketika mudik ataupun kembali ke kampus. Setiap pertemuan selalu dihiasi cerita-cerita kesuksesan mereka masing-masing, cita-cita, prestasi bahkan teman-teman mereka. Bahkan mereka saling termotivasi untuk lebih sukses dari setiap kali pertemuan. “Sukses” adalah moto hidup mereka. Dua pemuda yang sangat mirip dan cerdas. Perjalanan mereka tak pernah membosankan. Dan seluruh alam pun mendukung kesungguhan mereka. Bagi Julius, Yodha adalah rival, saingan dan sahabat seperjalanan yang paling ingin ia kalahkan, jatuhkan dan iri karena kesuksesannya. Begitu pula bagi Yulius.

Teman-teman, sobat-sobat, dan sudara-saudaraku sebangsa dan seiman. Begitulah perjalanan hidup kita dalam bergaul. Sahabat adalah permata yang paling berharga yang dapat kita peroleh. Tapi janganlah terlalu berbangga diri karena memiliki banyak kawan atau bahkan sahabat. Pernahkah kita berpikir, sampai dimana keterikatan persahabatan kita.

Ketika Allah Mendengar Do'aku

Ketika Allah Mendengar Do'aku
Nb:mengenang perjalanan masa silam
dibuat pada November 2009

Ketika aku minta kekuatan
Allah memerikanku kesulitan
agar hatiku tegar

ketika aku minta kebijaksanaan,
Allah memberikan aku masalah untuk aku pecahkan

ketika aku minta kesejahteraan,
Allah memberikan aku jasmani dan akal yang sehat
agar aku berkreasi

ketika aku minta keberanian,
Allah memberikan aku bahaya untuk aku atasi

ketika aku minta sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah
untuk aku tolong

Cinta yang menyesatkan


Cinta yang menyesatkan

"mengapa kau bersedih kawanku?"
tanya seorang gadis kepada sahabatnya....

........
hati wanita memang rapuh
namun lembut seperti sutra
ketika ia di sakiti ia menangis

"ia berpaling kepada yang lain..."
jawab sang gadis kepada sahabatnya
pilu

.......
bukankah cinta itu adalah kesetiaan
ketika kesetiaan itu diperjual belikan
masikah ada cinta sesungguhnya08567589607

sementara itu di sisi lain dari dunia mereka
seorang pria berteriak di tepi pantai

BUKANKAH SEMUA TELAH KUBERIKAN PADAMU....
HANYA UNTUKMU....
KARENAMU....

......
ia juga menangis
terpuruk dalam kesendirian ditengah keramaiannya dunia
ia membuang selembar kertas putih

tertulis:
turut mengundang pernikahan ......

(dari sang terkasih)


Gagal Dalam Urusan Cinta?



Gagal 

"Failures are divided into two classes -- those who thought and never did, and those who did and never thought." (John Charles Salak)

"kegagalan itu dibagi menjadi dua, yakni mereka yang berpikir gagal namun tidak pernah mencoba, dan mereka yang mencoba dan tidak pernah berpikir gagal"

Sama halnya dengan apa yang dikatakan Thomas Alpha Edison ketika ia menemukan "lampu" sementara orang lain menyebutnya gagal. “Aku tidak gagal, aku berhasil membuktikan bahwa 9.999 jenis bahan mentah itu tidak bisa dipakai. Aku akan meneruskan percobaan ini sampai menemukan bahan yang cocok”. Inilah salah satu contoh jenis orang kedua. Mungkin banyak di antar kita yang berhadapan dengan situasi yang serupa. Lalu menjadi jenis yang manakah kita?

Suatu ketika seorang akhwat berkata pada seorang ikhwan. "Terimakasih Mas. Mas adalah orang yang baik, agamanya juga bagus. tapi maaf, mungkin sebaiknya kita berteman saja. Masih banyak akhwat yang lebih baik dari saya. Saya do'akan mas segera di pertemukan dengannya"

"Allahu Akbar..." jerit pria tersebut dalam hati. Kecewa, sedih, getir langsung merebak di hati sang ikhwan. Ia telah Mencurahkan segala upaya, baik hati maupun jasmaninya untuk melamar sang akhwat. Bahkan bila di suruh memilih, ia lebih siap menghadapi 5 penjahat yang akan merampas hartanya dari pada mendengar kata-kata manis tersebut. Setidaknya bila mati dibunuh si penjahat, ia mati sahid.

Dikusi boleh, Debat JANGAAAAN......


Diskusi vs Debat

Dikusi vs Debat

Teryata banyak sekali yang tidak memahami perbedaan antara diskusi dan debat, bahkan mereka yang mengaku2 dan mengidolakan logika. Ada sebuah komentar menarik. "kemana pak Guntur, dia gak muncul lagi. Berarti dia kalah". kata seseorang padaku dalam sebuah kometar ketika membahas masalah sekuler-liberal.

Jelas sekali, bahwa mereka tidak paham mengapa saya meninggalkan perkara yang dilarang Rasulullah yakni "Berdebat dalam masalah agama", karena pada dasarnya memang mereka tidak paham ajaran2 syariat.

Loh lalu apa bedanya debat dan diskusi?


Tangisan ke 6 ku untuk adikku


Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Aku Menangis Karena Adikku

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!" Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"


Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun Aku berusia 11. Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten.

Jahil Kuadrat



Jahil Bertingkat-tingkat

Berikut cerita seorang yang bisa di katakan Jahil bertingkat2

Dokter bertanya, "telinga anda kenapa?"
Si pasien jawab, "begini dok. tadi saya lagi nyetrika pakean saya sendiri karena istri saya lagi ngambek gitu. trus waktu saya nyetrika, tiba-tiada hape saya bunyi. akhirnya saya refleks tempeling setrikaan itu ke telinga saya dok."

hmmm...baiklah, kata dokter. saya ngerti keluhan bapak. (kalo dipikir-pikir, kasihan juga ya telinga yang harganya mahal gitu sampe kebakaran)

trus, tanya dokter lagi. "telinga bapak yang satu lagi itu kenapa?"

dengan perasaan marah, si pasien jawab, "anu dok. si bego itu nelpon saya lagi."

dokter: &%*%$$#^#


Siapakah yang Jahil, si penelpon atau yg di telpon?