 |
Ilustrasi |
Sedikit kisah
nyata tentang rokok
3 tahun belakan
ini (2013 -2015) ane selalu bolak-balik semarang jakarta. Dalam perjalanan
tentu saja ane bertemu dan berbincang dengan banyak orang. salah satunya adalah
seorang bapak, yang pernah bekerja di perusahaan tambang di irian sana.
Apa yang
menarik dari bapak itu? karena bapak itu masih tergolong muda. Ketika kita
banyak yang tidur di lantai, bapak tersebut berkata “saya tidak sanggup lagi
tidur di lantai. Paru2 saya tidak kuat”
Loh kenapa?
Beliau bercerita,
selama 5 tahun dia bekerja, dia sering meeting di dalam ruang tertutup, ber-AC
dan minimal 2 jam dengan di kepung ASAP ROKOK. Padahal beliau tidak merokok.
Hasilnya…. Paru-parunya rusak. Setelah di diagnosa tersebut beliau memutuskan
berhenti dan kembali ke kampung halamannya.
DI tempat
lain, seorang anak masih umur 1 tahun kurang, paru-paruya kena flek. Anak tersebut adalah anak salah
seorang penghuni kos di semarang. Kok bisa? coba tebak…. Yap… ayahnya MEROKOK.
Kejadian
serupa juga saya jumpai di rumah tempat tinggal saya di kelapa dua wetan. Anak tetangga mengalami hal yang sama (flek)
karena ayahnya selalu MEROKOK bersama mereka di dalam kamar. walaupun istrinya
minta ia merokok di luar, tapi permintaan itu tidak di gubris.
Benar ada
Ulama yang mengatakan rokok itu MAKRUH
Namun juga
jangan lupa ada ulama yang mengatakan rokok itu HARAM
Benar bahwa
pisau itu perkara muamalah sehingga
tidak masalah (mubah) manusia membuat sebilah pisau
Tapi Ulama
sepakat pisau itu HARAM di gunakan untuk mencelakai manusia.
Bila yang
mubah saja di larang untuk digunakan mencelakai manusia, mengapa yang makruh
tidak?
Benar rokok
itu masalah yang masih diperdebatkan….
Namun
mengapa hanya orang yang tidak merokok yang harus menghormati orang merokok?
Mengapa
perokok merasa privasinya terganggu bila ada yang melarangnya merokok
Tapi tidak
pernah berpikir dua, tiga atau seribu kali ketika merokok, bahwa ada orang yang
terganggu dengan rokoknya.
Benar rokok
itu Hak, tapi menghirup udara bersih itu Hak Asasi.
Mari saling
menghormati.
Merokoklah
bila ingin merokok
Tapi
pastikan tidak ada yang terganggu karena rokokmu.
Guntur
Iskandar, 9 Okt 2015
 |
Ilustrasi |