Perihal Mengkafirkan dan Menyesatkan
Tuntutlah ilmu untuk mencari kebenaran, bukan pembenaran
Terkadang
bila kita perhatikan bahwa tidak semua pihak dapat berpikiran objektif ketika mendalami
sebuah masalah. Bahkan mungkin sekelas profesor sekalipun. Semua tergantung niat awal kita mecari ilmu.
Apakah mencari kebenaran atau pembenaran.
Di sebuah
grup yang saya ikuti ada seorang yang getol banget membela pemahaman syiah. Bahkan
menentang pendapat ulama hanya karena hal ini. Sebenarnya tidak sepenuhnya
salah bahwa dia berpendapat tidak semua syiah adalah sesat. Sayangnya kata-kata
tersebut tidak mewakili pendapat2nya yang selalu membela keberadaan pemahaman syiah.
Di lain
tempat saya juga memiliki kenalan wanita (akhwat) yang rajin shalat, puasa dan
zakat tapi enggan mengikuti beberapa perintah Allah SWT seperti berjilbab. Bahkan
selalu membela pemahaman-pemahaman yang telah ditetapkan sesat oleh banyak
ulama seperti islam liberal, islam sekuler, prilaku LGBT, dll.
Saya tidak
ingin membahas mengapa syiah sesat atau tidak, liberal sesat atau tidak dan
semacamnya, melainkan ingin meluruskan beberapa pendapat yang sering digunakan oleh
pihak-pihak ini. Di antaranya adalah menyamakan makna sesat dan mengkafirkan. Mengapa?
karena kosenkuensinya sangat berbeda.
Sekali lagi
Mari kita mecoba belajar karena mencari sebuah kebenaran, bukan pembenaran.