اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina.
Maka timbul pertanyaan ane, apa ibrah dari hadist tersebut, kenapa cina, untuk belajar ilmu agamakah, ilmu dunia kah atau belajar KUNGFU. Hadis ini sangat Kondang terutama di kalangan ustad-ustad di Indonesia. Maka dalam tulisan ini ane mencoba merangkum pembahasan hadis dari berbagai sumber dan dari kajian yang pernah saya ikuti ketika membahas hadist tersebut.
Sesungguhnya telah berkali-kali di bahas namun entah kenapa masih saja sering di sampaikan dalam setiap acara.
اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
“ Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina.”
Diriwayatkan oleh;
1. Ibnu Adi (2/207)
2. Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan (2/106),
3. Al-Khotib dalam Tarikh (9/364) dan Ar-Rihlah 1/2,
4. al-Baihaqi dalam al-Madkhal (241, 324),
5. Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil Ilmi (1/7-8) dari jalan Hasan bin Athiyah, menceritakan kami Abu A’tikah Tharif bin Sulaiman dari Anas secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Namun mereka semua juga menambahkan:
Diriwayatkan oleh;
1. Ibnu Adi (2/207)
2. Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan (2/106),
3. Al-Khotib dalam Tarikh (9/364) dan Ar-Rihlah 1/2,
4. al-Baihaqi dalam al-Madkhal (241, 324),
5. Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil Ilmi (1/7-8) dari jalan Hasan bin Athiyah, menceritakan kami Abu A’tikah Tharif bin Sulaiman dari Anas secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Namun mereka semua juga menambahkan:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“ Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”
* Kecacatan hadits ini terletak pada Abu A’tikah. Dia telah disepakati kelemahannya.
* Bukhori berkata: “Munkarul hadits”.
* Nasa’i berkata: “Tidak terpercaya”.
* Abu Hatim berkata: “Haditsnya hancur”.
* Al-Marwazi bercerita: “Hadits ini pernah disebut di sisi Imam Ahmad, maka beliau mengingkarinya dengan keras”.
* Ibnul Jauzi mencantumkan hadits ini dalam al-Maudhu’at (1/215) dan berkata, “Ibnu Hibban berkata: “Hadits bathil, tidak ada asalnya.” Dan disetujui as-Sakhawi[1].
Kesimpulannya, hadits ini adalah hadits batil, dan tidak ada jalan lain yang menguatkannya.
“ Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”
* Kecacatan hadits ini terletak pada Abu A’tikah. Dia telah disepakati kelemahannya.
* Bukhori berkata: “Munkarul hadits”.
* Nasa’i berkata: “Tidak terpercaya”.
* Abu Hatim berkata: “Haditsnya hancur”.
* Al-Marwazi bercerita: “Hadits ini pernah disebut di sisi Imam Ahmad, maka beliau mengingkarinya dengan keras”.
* Ibnul Jauzi mencantumkan hadits ini dalam al-Maudhu’at (1/215) dan berkata, “Ibnu Hibban berkata: “Hadits bathil, tidak ada asalnya.” Dan disetujui as-Sakhawi[1].
Kesimpulannya, hadits ini adalah hadits batil, dan tidak ada jalan lain yang menguatkannya.
Namun yg perlu di catat juga bahwa khusus tambahan “ Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” ini dapat di terima karena banyak di temukan di banyak jalur baik dari Anas, Ibnu Umar, Abu Sa’id, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ali. Maka bila di lihat dari matannya tambahan ini masuk kedalam kategori hasan.
Lalu bagaimana dengan fenomena bahwa hadis ini sering kali di gunakan oleh ustad-ustad di Indonesia. Ane tidak berani menjawab, ane serahkan pada ikhwanfillah sekalian. Namun cukuplah nasihat imam Syafi’I dan hadis shahih berikut ini sebagai pertimbangan buat :
Asy-Syafii berkata:
"Perumpamaan orang yang mencari (menerima) hadis tanpa sanad, sama dengan orang yang mengumpulkan kayu api di malam hari. "
Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam“… Barang siapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka”. (Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Muslim (1/8) dll).
Dari Salamah bin Akwa, ia berkata. Aku telah mendengar Nabi Alaihi Sholatu Wa Sallambersabda :“Barangsiapa yang mengatakan atas (nama)ku apa-apa (perkataan) yang tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka”. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari (1/35) dll, hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (4/47)
Lalu bagaimana dengan fenomena bahwa hadis ini sering kali di gunakan oleh ustad-ustad di Indonesia. Ane tidak berani menjawab, ane serahkan pada ikhwanfillah sekalian. Namun cukuplah nasihat imam Syafi’I dan hadis shahih berikut ini sebagai pertimbangan buat :
Asy-Syafii berkata:
"Perumpamaan orang yang mencari (menerima) hadis tanpa sanad, sama dengan orang yang mengumpulkan kayu api di malam hari. "
Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam“… Barang siapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka”. (Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Muslim (1/8) dll).
Dari Salamah bin Akwa, ia berkata. Aku telah mendengar Nabi Alaihi Sholatu Wa Sallambersabda :“Barangsiapa yang mengatakan atas (nama)ku apa-apa (perkataan) yang tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka”. (Hadits shahih riwayat Imam Bukhari (1/35) dll, hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (4/47)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Gunakan kata-kata yang cerdas dan tidak merendahkan. Silahkan mengkritik bila ada yang menyimpang dari Ajaran Rasulullah. ^,^